1. Chapter 1 (1/1)

wall-nut's pov.

summary: aku seorang pahlawan tanpa tanda jasa. tugasku mungkin remeh, tapi cukup berjasa dalam pertempuran. tebak siapa aku? bukan, aku bukan seorang guru, lho. k+ buat adegan berdarah (?).

warning: abal, gaje, pendek, miss-typo, including darah dan air mata (?).

pahlawan tanpa tanda jasa heixarn mizu

plant vs. zombie popcap

hai, aku wall-nut. aku adalah sebuah kacang yang bertugas sebagai tameng dalam menghadapi zombie-zombie yang siap menyerang rumah tuanku. tunggu, bukannya sebuah kacang tidak keras dan tidak dapat berbicara? ah, bodo' amat, aku juga tidak mengerti siapa yang menciptakanku dan bagaimana caranya. yang penting adalah aku mempunyai tugas penting sebagai defender kekuatan lini depan.

aku sering diejek teman-temanku sesama tanaman karena suka sekali menangis. hei, itu bukan salahku! apakah kalian tidak tahu betapa sakitnya digigiti zombie maniak otak yang ganas? belum lagi kalau zombie pelompat mena

akku, atau zombie pembawa screen-door merusak tubuhku dengan pintu yang ia bawa itu. palingt tidak, aku berjasa melindungi kalian di areal depan 'medan perang' ini. memang sih, aku tak sekuat saudaraku, si tall-nut itu. sudah begitu, badanku lebih kecil, lebih pendek pula. ah, memang sepertinya aku tak berguna ya.

seperti malam ini, zombie-zombie itu sudah mengirim tantangan untuk 'berperang'. dengan gagah, aku dan sesama teman wall-nut lainnya berdiri berderet di barisan paling depan. "kujamin, setelah ini selesai tak ada yang badannya tak tergores."ujar wall-nut sebelahku sarkastik. aku mengangguk, menelan ludahku dengan gugup. bisa dibilang ini baru kali kedua aku mengikuti pertempuran, jadi aku masih belum berpengalaman.

akhirnya, para zombie haus otak itu muncul. dengan semangat rombongan repeater dan peashooter di bagian belakang menembakkan kacang polong. seiring dengan jumlah zombie yang makin banyak, mereka makin membabi buta mengeluarkan kacang polong. keadaan menjadi sangat ricuh di mana peluru-peluru polong berdesing dan kepala-kepala para zombie lepas dari badan masing-masing.

walaupun para repeater dan peashooter sudah habis-habisan, tetap saja masih ada zombie yang bertahan. kini kami —wall-nut— yang berhadapan langsung dengan para zombie yang jumlahnya mengganas.

kami hanya dapat terdiam ketika gigi-gigi busuk menancap di tubuh kami, menghabisi kami perlahan-lahan. cara 'makan' para zombie yang rakusnya di atas rata-rata membuatku mual. aku hanya dapat melirik kasihan temanku yang sedang dimakan seorang newspaper zombie —yang kecepatan makannya sangat mengerikan. yah, paling tidak aku lebih beruntung darinya.

tubuhku makin habis. peluru kacang dari arah belakang kurang efektif, jumlah zombie makin banyak dan banyak. air mata mulai mengalir dari mataku. tubuhku tinggal seperempat lagi, itu pun sudah keropos karena gigitan. tinggal menunggu ajal menungguku.

benar saja. kumpulan zombie makin banyak datang. diantara ajalku, kulihat cherry-boom diam-diam melesat di tengah kerusuhan. badannya lalu membesar, dan..

duarr!

ledakan keras tersebut berhasil menghabisi para zombie diantaranya. tepat sekali ketika gigitan terakhir di badanku bersarang, dan nyawaku melayang. pandanganku mengabur, aku mulai kehilangan kesadaran.

misiku selesai sekarang.

terkadang seseorang mempunyai pekerjaan yang terlihat remeh, tapi mungkin saja pekerjaan tersebut ternyata adalah sesuatu yang penting. mulai sekarang, ayo kita hormati orang lain tanpa melihat statusnya :) #lhokokjadikolomnasehat? maaf kalo kependekan.. -_-

anyway, feedback ya~ thanks for read~